PROPOSAL PENGUPDATEAN BARANG TERKIRIM
PT
POS INDONESIA
Dosen :
Budi
Setiawan, SKOM, MMSI
Disusu Oleh
Kelompok 6 :
Apriliani (11111022)
Chaedar Ammar (11111600)
Diah Tri Kusumawardani (12111017 )
Chaedar Ammar (11111600)
Diah Tri Kusumawardani (12111017 )
Febi
Susanto (12111762)
Rahmat Hidayat (18111834)
Rahmat Hidayat (18111834)
Kelas :
4KA06
FAKULTAS ILMU KOMPUTER
& TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS GUNADARMA
PTA 2014/2015
I. Latar Belakang
Dalam era globalisasi seperti sekarang ini kemajuan tehknologi semakin
pesat, persaingan dalam bidang usaha pun kian gencar . banyaknya bidang usaha
khusus nya dalam jasa berlomba lomba meningkatkan kualitas perusahaan agar
dapat meraih pangsa pasar dan konsumen. Semakin maju ekonomi suatu negara tentu
didukung tumbuhnya industri layanan pengiriman barang (logistik). Jadi meski mesin-mesin
ekonomi sudah terotomatisasi dengan menggunakan teknologi informasi yang
canggih namun distribusi barang tetap membutuhkan pemindahan (transportasi)
secara fisik. Dahulu ada yang memprediksikan bahwa di milenium ini ada 3
industri yang akan semakin berjaya, yaitu : Transportasi, Tourism dan
Telekomunikasi. Dan ternyata pendapat itu benar adanya. Trio industri itu
disingkat menjadi industri 3T.
Kegiatan bisnis perusahaan swasta dalam jasa pengiriman surat, paket, atau
barang (logistik) sepertinya sudah mengepung kegiatan usaha PT Pos Indonesia.
Banyak bertumbuh bisnis serupa bahkan di antaranya sudah menjadi sebuah
perusahaan franchise.
Selain itu, sistem yang sudah berjalan pada PT Pos Indonesia selama ini
adalah menggunakan sistem tradisional dimana ketika barang yang sudah sampai
pada orang yang dikirim, tukang pos tersebut kembali kepusat untuk mengupdate
data agar status dari barang tersebut sudah dikirim dan dilaporkannya kepada
terkirim. Disini kami ingin mempermudah kepada tukang pos agar tidak perlu
kembali ke kantor pusat untuk pengupdatean data.
Dari hasil pengamatan penulis setelah penelitian di salah satu cabang “Kantor
Pos Indonesia”, maka kami menetapkan sebuah judul yaitu “Sistem terhadap
penerimaan barang Pos Indonesia”.
II. Batasan Masalah
Untuk
menghindari semakin melebarnya pokok permasalahan dan keluar dari jalur maka
penulis membatasi ruang lingkup yang lebih sempit yaitu bagaimana informasi
yang diberikan dari aplikasi sistem tersebut diperuntukkan kepada pengirim dari
kantor pos.
III. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah mempermudah pengantar barang dalam
mengupdate barang yang sudah sampai ke terkirim kepada manajer bagian memeriksa
barang disana, dengan bantuan social networking whatsapp dan teknologi Android
IV. Gambaran
Umum Sistem
Tujuan dibuatnya
system ini adalah untuk mempermudah dan mempercepat proses pengupdate-an barang
yang telah dikirimkan yaitu dengan mengganti system yang tradisional dimana
setiap kurir yang telah mengirimkan barang harus langsung menuju kantor untuk
mengupdate informasi mengenai barang yang telah terkirim secara manual menjadi
lebih modern. System yang tadinya masih tradisional tersebut akan dibuat dengan
lebih memanfaatkan teknologi informasi yakni dengan penggunaan smartphone dimana pada tiap smartphone tersebut disediakan aplikasi
Whatsapp sebagai sarana penyampaian informasi barang yang telah sampai kepada
tujuan barang tersebut dikirimkan.
System ini
diperuntukkan bagi setiap kurir dimana kurir tersebut tidak perlu lagi menuju
ke kantor untuk mengupdate informasi mengenai barang yang telah sampai ke
tempat tujuan barang.
Dalam diagram ini terdapat 5 aktor yaitu Pengirim, Teller Pos, Kepala Gudang, Tukang Pos dan Penerima, dan ini merupakan diagram yang dilakukan tanpa adanya telematika dan telekomunikasi, berikut adalah langkah kerja pada sistem lama ini, langkah pertama adalah pengirim mengirimkan barang melalui teller pos lalu teller pos tersebut memasukkan barang ke gudang pengiriman, setelah itu bagian Kepala Gudang mengecek gudang pengiriman, setelah di data oleh Kepala Gudang lalu Kepala Gudang mengambil barang kiriman tersebur dan memberikannya kepada Tukang Pos, setelah barang diterima barang tersebut dikirimkan ke Penerima, setelah tanda tangan bukti pengiriman, Tukang Pos tersebut kembali ke kantor untuk memberitahukan barang-barang yang dikirim sudah sampai ke penerima, lalu Kepala Gudang atau Tukang Pos tersebut mengupdate status barang tersebut secara jalan tradisional.
Use Case Diagram Pengupdatean Data Barang Terkirim Dengan Aplikasi (Whatsapp)
Kirim bukti Foto melalui
Whatsapp
|
Dalam diagram ini terdapat 5 aktor yaitu Pengirim, Teller Pos, Kepala
Gudang, Tukang Pos dan Penerima, dan ini merupakan diagram yang dilakukan
dengan adanya telematika dan telekomunikasi, langkah daripada sistem ini sama
seperti pada sistem lama, namun ada perubahan sedikit dengan bantuan telekomunikasi,
teknologi dan telematika. Setelah tukang pos mengirimkan barang
yang dikirim ke penerima dan sudah ditanda tangan oleh penerima, tukang pos
tersebut memfoto bukti pengiriman dan kemudian mengirimkannya kepada kepala
gudang melalui aplikasi Whatsapp agar kepala
gudang dapat langsung mengupdate status barang. Jadi, tukang pos tersebut tidak
perlu kembali ke kantor untuk melaporkan status barang yang sudah terkirim ke
penerima.
·
Tanggal mulai proyek : 30 September
2014
·
Tanggal akhir proyek : 29September 2015
Gambar diatas adalah contoh dari pengupdatean pengiriman barang yang
statusnya sudah terkirim ke kepala gudang.
VII. Manfaat Hasil Penelitian
Manfaat adanya Sistem Pengriman Barang PT.Pos Indonesia adalah :
- Mempersingkat waktu
- Membuat kedua karyawan (Manajer Pengiriman dan Pengirim Barang) pulang lebih cepat
- Mempermudah dalam penginputan, pengupdate data karena sistem yang awalnya manual lalu menjadi terkomputerisasi.
IX. Kesimpulan
Sistem ini diharapkan dapat berjalan dengan baik, dan sistem baru yang akan
dibuat ini akan mempersingkat waktu pengupdatean, karena para tukang pos tidak
perlu untuk kembali ke kantor mereka untuk memberikan laporan barang yang sudah
terkirim kepada penerima, hanya dengan menggunakan teknologi pengiriman foto
bukti pengiriman melalui Whatsapp (Social
Networking) akan dapat mempermudah pengerjaan dan dapat mengirit waktu
serta bensin, dan diperlukan pelatihan khusus kepada tukang pos agar dapat
menggunakan teknologi whatsapp tersebut.