Penilaian baik dan buruk merupakan
suatu tolak ukur bagaimana seseorang menilai suatu hal yang patut untuk
dilakukan dan yang tidak patut untuk dilakukan. Penilaian baik dan buruk antar
individu tidak selalu sama, hal ini dikarenakan perbedaan pada cara berpikir
dan juga prinsip.
Berikut ini
akan dijelaskan mengenai beberapa penilaian baik dan buruk dari beberapa point.
·
Penilaian Baik dan Buruk menurut Ajaran
Agama
Menurut ajaran agama, penilaian yang dianggap baik
adalah perbuatan yang sesuai dengan perintah Tuhan, sedangkan perbuatan buruk
adalah perbuatan yang tidak sesuai dengan perintah (larangan) Tuhan. Masing-masing
agama memiliki tolak ukur baik dan buruk yang berbeda-beda. Dalam hal ini,
keimanan kepada Tuhan sangat memegang peranan penting karena tidak mungkin seseorang
mau berbuat sesuai dengan kehendak Tuhan jika orang tersebut tidak beriman
kepada-Nya.
·
Penilaian Baik dan Buruk menurut Adat
Istiadat
Adat
istiadat yang berlaku dan dipegang teguh dalam kelompok ataupun masyarakat
tertentu menjadi salah satu tolak ukur penilaian baik dan buruk anggotanya
dalam berperilaku. Pihak yang mengikuti perilaku atau kebiasan yang sudah
secara turun temurun dilakukan oleh kelompok atau masyarakatnya dinilai baik,
sedangkan yang tidak mengikutinya akan dianggap buruk. Masing-masing kelompok
atau masyarakat tertentu memiliki batasan-batasan tersendiri tentang hal-hal
yang harus diikuti dan yang harus dihindari. Sesuatu yang dianggap baik oleh
masyarakat satu belum tentu demikian menurut masyarakat yang lain yang masih
memegang teguh adat istiadatnya. Mereka akan mendidik dan mengajarkan anak-anak
mereka untuk melakukan kebiasaan–kebiasaan yang mereka anggap baik dan melarang
melakukan sesuatu yang tidak menjadi kebiasaan mereka. Dan orang yang menentang
dan tidak mengikuti adat istiadat dipandang buruk, dan biasanya dikenakan
dihukuman menurut adat mereka.
·
Penilaian Baik dan Buruk menurut Kebahagiaan
(Hedonisme)
Aliran hedonisme adalah aliran
filsafat yang terhitung tua, karena berakar pada pemikiran filsafat Yunani,
khusunya pemikiran filsafat Epicurus (341-270 SM), yang selanjutnya
dikembangkan oleh Cyrenics sebagaimana telah diuraikan. Pada pandangan faham
ini perbuatan yang baik adalah perbuatan yang banyak mendatangkan kelezatan,
kenikmatan dan kepuasan nafsu biologis. Aliran ini tidak mengatakan bahwa semua
perbuatan mengandung kelezatan, melainkan ada juga yang mendatangkan kepedihan,
dan apabila ia disuruh memilih manakah perbuatan yang harus dilakukan, maka
ynga dilakukan adalah yang mendatangkan kelezatan. Epicurus sebagai peletak
dasar paham ini mengatakan bahwa kebahagiaan atau kelezatan itu adalah adalah
tujuan manusia. Tidak ada kebaikan dalam hidup selain kelezatan dan tidak ada
keburukan kecuali penderitaan.
Pandangan aliran hedonisme tentang
kelezatan ini sifatnya masih bercorak ilmiah dan intelektualistik. Pada tahap
selanjutnya paham hedonisme ini ada yang bercorak individual dan universal.
Corak pertama berpendapat bahwa yang dipentingkan terlebih dahulu adalah
mencari sebesar-besranya kelezatan dan kepuasan untuk diri sendiri dan segenap
upaya yang dilakukan untuk mencapainya. Corak kedua (universalistis hedonisme)
memandang bahwa perbuatan baik itu adalah yang mengutamakan mencari kebahagiaan
yang sebesar-besarnya untuk sesama manusia, bahkan segala makhluk yang
berperasaan. Namun secara sempit kebahagiaan menurut masing-masing individu
adalah ketika suatu tujuan atau keinginan yang dimiliki tercapai, tidak peduli
dengan pandangan pihak lain walaupun hal tersebut hanya baik untuknya namun
tidak untuk orang lain.
·
Penilaian Baik dan Buruk menurut Bisikan
hati (Intuisme)
Intuisi adalah kekeuatan batin yang
dapat menentukan sesuatu yang baik atau buruk dengan sekilas tanpa melihat buah
dan akibatnya. Kekuatan batin disebut juga sebagai kata hati adalah potensi
rohaniah secara fitrah yang telah ada pada diri setiap manusia. Paham ini
berpendapat bahwa setiap manusia mempunyai kekuatan insting batin yang dapat
membedakan baik dan buruk dengan sekilas pandang. Kekuatan batin ini adalah
kekuatan yang telah ada dalam jiwa manusia, tidak terambil dari keadaan
diluarnya. Kita diberi kemampuan untuk membedakan yang baik dan yang buruk,
sebagaimana kita diberi mata untuk melihat dan diberi telinga untuk mendengar.
Menurut paham ini perbuatan yang
baik adalah perbuatan yang sesuai dengan penilaian yang diberikan oleh hati
nurani atau kekuatan batin yang ada dalam dirinya. Dan sebaliknya perbuatan
buruk adalah perbuatan yang menurut hati nurani atau kekuatan batin dipandang
buruk.
·
Penilaian Baik dan Buruk menurut Pragmatisme
Aliran ini menititkberatkan pada
hal-hal yang berguna dari diri sendiri baik yang bersifat moral maupun
material. Yang menjadi titik beratnya adalah pengalaman, oleh karena itu
penganut faham ini tidak mengenal istilah kebenaran sebab kebenaran bersifat
abstrak dan tidak akan diperoleh dalam dunia empiris.
·
Penilaian Baik dan Buruk menurut Evolusi
Herbert Spencer (1820-1903) salah
seorang ahli filsafat Inggris yang berpendapat evolusi ini mengatakan bahwa
perbuatan akhlak itu tumbuh secara sederhana, kemudian berangsur-angsur
meningkat sedikit demi sedikit berjalan kea rah cita-cita yang dianggap sebagai
tujuan. Tampaknya bahwa Spencer menjadikan ukuran perbuatan manusia itu ialah
mengubah diri sesuai dengan keadaan yang mengelilinginya. Dalam sejarah paham
evolusi, Darwin (1809-1882) adalah seorang ahli pengetahuan yang paling banyak
mengemukakan teorinya. Dia memberikan penjelasan tentang paham ini dalam
bukunya The Origin of species. Dikatakan bahwa perkembangan ala mini didasari
oleh ketentuan-ketentuan berikut :
-
Ketentuan alam (selection ao nature)
-
Perjuangan hidup (straggle for life)
-
Kekal bagi yang lebih pantas (survival for the fit
test)
Yang dimaksud dengan ketentuan alam
adalah bahwa alam ini menyaring segala yang maujud (ada). Berdasarkan ciri-ciri
hukum alam yang terus berkembang ini dipergunakan untuk menentukan baik dan
buruk.
·
Penilaian Baik dan Buruk menurut Utilitarianisme
Aliran ini menitikberatkan utilitas
atau hasil yang diharapkan dari keputusan untuk menentukan apa yang
"benar" untuk dilakukan, didasarkan pada konsekuensi atau hasil yang
diperkirakan dari sebuah keputusan. Konsekuensi dari sebuah keputusan dipakai
untuk mengukur kelayakan moral suatu tindakan, sehingga prinsip etikanya
didefinisikan berdasarkan konsekuensi atau hasil yang diharapkan.
·
Penilaian Baik dan Buruk menurut Marxisme
Marxisme adalah sebuah ideologi yang
mengikuti dari pandangan dari Karl Marx. Marx menyusun sebuah teori besar yang
berkaitan dengan sistem ekonomi, sistem sosial, dan sistem politik . Pengikut
teori ini disebut sebagai Marxis. Marxisme mencakup materialisme dialektis dan
materialisme historis serta penerapannya pada kehidupan sosial. Marxisme
merupakan dasar teori komunisme modern. Teori ini tertuang dalam buku
Manisfesto Komunis yang dibuat oleh Marx dan Friedrich Engels. Marxisme
merupakan bentuk protes Marx terhadap paham kapitalisme. Ia menganggap bahwa
kaum kapital mengumpulkan uang dengan mengorbankan kaum proletar. Berdasarkan
data pada scribd istilah “Dialectical Materialsme” yaitu segala sesuatu yang
ada dikuasai oleh keadaan material dan keadaan material pun juga harus
mengikuti jalan dialektikal itu. Aliran ini memegang motto “segala sesuatu
jalan dapatlah dibenarkan asalkan saja jalan dapat ditempuh untuk mencapai
sesuatu tujuan”. Jadi apapun dapat dipandang baik asalkan dapat
menyampaikan/menghantar kepada tujuan.
·
Penilaian Baik dan Buruk menurut Eudaemonisme
Eudaemonisme adalah pandangan hidup
yang menganggap kebahagiaan sebagai tujuan segala tindakan manusia. Dalam
eudaemonisme, kebahagiaan yang dimaksud bukan hanya terbatas kepada perasaan
subjektif seperti senang atau gembira sebagai aspek emosional, melainkan lebih
mendalam dan objektif menyangkut pengembangan seluruh aspek kemanusiaan suatu
individu. Dengan demikian, eudaemonisme juga sering disebut etika pengembangan
diri atau kesempurnaan hidup. Menurut Aristoteles, untuk mencapai eudaemonia
ini diperlukan 4 hal, yaitu:
-
Kesehatan, Kebebasan, Kemerdekaan, Kekayaan dan
Kekuasaan
-
Kemauan
-
Perbuatan Baik
-
Pengetahuan Batiniah
·
Penilaian Baik dan Buruk menurut Komunisme
Sumber yang diperoleh dari erabaru
komunis mempropagandakan bahwa manusia pasti akan menang melawan langit.
Komunis mengekang sifat hakiki manusia yang baik dan jujur, sebaliknya mereka
menghasut, membiarkan dan memanfaatkan sifat jahat manusia untuk memperkuat
kekuasaannya. Komunis secara sistematik telah merusak hampir semua pengertian
umum tentang moral yang ada di alam semesta ini. Sedangkan data yang ada pada
kaum kapitalis memandang kebebasan adalah suatu kebutuhan bagi individu untuk
menciptakan keserasian antara dirinya dan masyarakat. Sebab kebebasan itu
adalah suatu kekuatan pendorong bagi produksi karena ia benar-benar menjadi hak
manusia yang menggambarkan kehormatan kemanusiaan.
Untuk mendownload file, klik Penilaian Baik dan Buruk.pdf
Referensi :
http://vaniadiantietikaprofesi.blogspot.com/2012/03/cara-penilaian-baik-dan-buruk.html
http://www.berryhs.com/2011/12/penentuan-baik-dan-buruk.html
http://gressellahutasoit.blogspot.com/2012/03/penilaian-baik-dan-buruk.html
http://pendidikansejaraha2012.blogspot.com/2014/03/marxisme.html